Sabtu, 12 Juni 2010

IPTEK SEBAGAI LANDASAN PENDIDIKAN

Pendahuluan

IPTEK dipandang sebagai salah satu landasan pendidikan. Karena peran IPTEK di era kini sangat besar dalam mengembangkan pendidikan. Wujud nyatanya secara sederhana dapat kita lihat pada penggunaan komputer sebagai fasilitas pendidikan yang sekarang ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam segala aktivitas pendidikan. Bahkan lebih kompleks lagi jika ditinjau dari segi sistem atau jaringan informasi yang dibutuhkan. Hal ini sudah tentu tidak lepas dari sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan cepat di segala bidang kehidupan manusia.

Untuk mengetahui secara jelas mengapa IPTEK dijadikan sebagai salah satu landasan pendidikan maka dapatlah dikaji melalui pemahaman kita tentang beberapa hal berikut :

1. Hakikat Pendidikan

Hakikat pendidikan dapatlah kita pahami melalui karakter evolusi, dimana secara kodrati manusia adalah makhluk evolusi, yang artinya bahwa manusia berada dalam proses menjadi; yaitu proses perkembangan dari keadaan yang tidak sempurna menjadi semakin sempurna. Proses evolusi manusia melibatkan fisik, mental dan intelektual. Proses perkembangan manusia lebih menyangkut kepribadian.
Dalam pengertian ini pendidikan harus ditempatkan dalam perkembangan dan perubahan kepribadian manusia. Semakin manusia berubah, semakin pula pendidikan berkembang dan berubah serta menemukan maknanya.

Berbicara tentang pendidikan, kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa ada subyek pendidik dan subyek anak didik. Subyek pendidik dan anak didik harus ditempatkan dalam konteks pelaku pendidikan. Disini kita dapat memahami bahwa pendidikan dimengerti sebagai upaya transformasi pengetahuan semata, namun lebih merupakan hubungan timbal balik antara pendidik dan subyek anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2. Pendidikan Sebagai Ilmu

Untuk memahami pendidikan sebagai ilmu kita harus merujuk kepada kriteria yang menegaskan keabsahan sebuah pengetahuan. Pengetahuan dapat disebut ilmu harus memiliki tiga unsur yaitu sistimatis, metodis, dan koheren. Sistimatis berarti pendidikan harus mengikuti sistim dan syarat yang dapat dipertanggungjawabkan. Metodis berarti pendidikan harus diselenggarakan dengan metode ilmiah. Sedangkan koherensi menunjuk pada satu kesatuan sistim dan metode yang berlangsung. Demikian pendidikan sebagai ilmu menempatkan manusia dalam keseluruhan proses evolusinya. Proses evolusi yang melibatkan aspek biologis, sosiologis, mental dan intelektual.
Pendidikan sebagai ilmu meliputi tiga hal yaitu pertama, ilmu teoritis, yaitu ilmu yang menentukan pernyataan-pernyataan teoritis dan syarat bagi pendidikan. Kedua, ilmu praktis yang berkaitan dengan sarana-sarana tertentu untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pendidikan. Dan yang ketiga ilmu deskriptif dan normatif, yaitu ilmu yang merumuskan hukum dan kriteria pendidikan dalam kaitannya dengan kepribadian subyek didik dan situasi lingkungan.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Imu pengetahuan menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik (systematic knowledge). Iilmu juga sebagai pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan itu bisa disebut sebagai ilmu, karena ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis. Contoh : ilmu tentang anatomi tubuh manusia dalam beberapa hal ditemukan kesamaan proses / jaringannya dengan hewan. Hal ini sudah tentu merupakan hasil riset yang dilakukan dalam waktu dan melalui proses yang panjang dan memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai sarana dan media penunjang riset, hingga akhirnya tiba pada kesimpulan tersebut. Teknologi sebenarnya mencakup ilmu pengetahuan dan engineering atau teknik. Jadi teknologi itu sendiri sebenarnya telah mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Namun dalam arti tertentu dan banyak dipakai bahwa teknologi merupakan applied science, yaitu penerapan ilmu pengetahuan bagi kesejahteraan manusia.
Dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi” hal. 20 ,Burhanudin Salam ,memberikan pengertian bahwa yang dimaksud teknologi adalah: “Penggunaan yang efisien dari ilmu, keterampilan, dan bahan untuk memproduksi benda-benda kebudayaan”. Lebih lanjut ditegaskan pula bahwa dalam teknologi, kerja sama antara pikiran dan tangan merupakan alat yang efektif untuk memproduksi barang. Melalui kerja sama antara pikiran dan tangan, manusia yang tidak lengkap ini mampu bertahan untuk hidup, tidak saja dalam menghadapi binatang buas dan secara alamiah lebih diperlengkapi, tetapi juga dalam menghadapi keganasan alam. Untuk mempertahankan diri terhadap binatang buas misalnya, manusia primitif membuat senjata. Sedangkan untuk mempertahankan diri terhadap perubahan cuaca, mereka membuat baju, tempat tinggal, membuat api, dan lain-lain. Melalui teknologi orang telah mampu memperluas jangkauannya membuat gerobak, kapal, mobil, dan kapal terbang. Disamping memperkuat dan memperluas jangkauan tangan, teknologi juga mampu menyempurnakan organ-organ tubuh lainnya. Alat-alat optik misalnya, mampu membantu mata melihat benda-benda yang sangat kecil atau yang letaknya sangat jauh. Telepon dan radio mampu meningkatkan kemampuan manusia dalam mendengar dan komputer dalam berpikir. Bila dipandang secara keseluruhan maka perkembangan teknologi menunjukkan kemajuan yang terus-menerus.

Pada tahap pertama perkembangan kebudayaan, teknologi baru membantu pekerjaan yang dilakukan dengan tangan manusia. Kemudian dengan digunakannya binatang, roda, dan as, setahap demi setahap tenaga alam menggantikan tenaga manusia. Mesin-mesin makin lama makin disempurnakan dan menjadi lebih kuat sesuai dengan adanya perkembangan di bidang tenaga uap, tenaga listrik, dan tenaga nuklir. Sejalan dengan perubahan setahap demi setahap dari penggunaan secara langsung tangan manusia pada alat-alat dan mesin maka terjadi pula perubahan dari penggunaan hasil alam secara langsung kepada penggunaan bahan-bahan sintetis hasil teknologi.
Sekarang kemajuan teknologi sudah sampai pada pengembangan otomatisasi. Masalahnya sudah bukan lagi pada peningkatan kemampuan organ-organ tubuh manusia, akan tetapi sudah sampai pada meniru perbuatan manusia sebagai suatu sistem tertutup. Dalam otomatisasi, mesin mengambil alih segala pekerjaan yang tadinya dilakukan manusia.
Kemajuan teknologi ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan individual, sosial, dan kebudayaan. Dengan adanya peningkatan produksi yang tinggi maka berbagai macam kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan lebih baik. Tetapi di lain pihak teknologi cenderung membuat manusia menjadi suatu unit yang abstrak dalam hubungan yang abstrak dari suatu masyarakat dan kebudayaan teknologi. Jadi, inti dari masalah kehidupan modern adalah proses menjadi abstrak, yang dapat melemahkan kehidupan pribadi dan hubungan sosial. Kepribadian kehilangan perasaan aman, dan dalam kehidupan sosial, perasaan setia kawan menjadi berkurang.

4. IPTEK Sebagai Landasan Pendidikan

Dalam hubungannya dengan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung tanggungjawab untuk membudayakan eksistensi kehidupan manusia. Artinya: dengan peralatan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin lebih berpeluang untuk menciptakan perubahan-perubahan yang bermanfaat bagi kehidupan yang lebih berkembang dan maju. Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan misalnya, telah mampu memberikan manusia paradigma-paradigma yang baru. Sebagai contoh: dulunya manusia menganggap bahwa adalah mustahil kita bisa sampai ke bulan, namun ternyata pada abad 20 karena pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, orang bisa merakit sebuah pesawat dan bisa sampai di bulan (pesawat Apollo yang dikendarai Neil Amstrong dapat sampai ke bulan).
Selain itu, dengan teknologi, pendidikan mampu membuat perubahan; dan dengan pendidikan, teknologi diharapkan mampu membuat kehidupan semakin berkembang dan maju. Berkembang dan maju dalam arti bernilai kultural manusiawi, sehingga segala kebutuhan hidup dapat lebih mudah dicukupi dan dapat dimanfaatkan secara adil dan merata. Dengan pendidikan teknologi, jalan menuju kesejahteraan umum semakin terbuka. Dengan adanya teknologi, manusia mampu menciptakan berbagai mesin dan alat-alat elektronik yang bisa menunjang pendidikan. Misalnya: mesin foto copy, komputer, LCD, internet dan lainnya. Tentunya semua sarana ini sangat memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan manusia sehingga pola pikir manusia bisa berkembang dan maju dalam segala segi kehidupan manusia.

5. Refleksi Kritis Perkembangan Iptek Dalam Kehidupan Manusia

Dari pembahasan di atas, kita dapat melihat betapa pentingnya IPTEK dalam pendidikan. Oleh karena kepentingannya inilah maka IPTEK dimasukkan sebagai salah satu landasan dalam pendidikan. Seperti diketahui bahwa di zaman sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu maju dengan pesat, dan merupakan dasar bagi kemajuan pendidikan; kimiawi, medis dan industrialisasi. IPTEK telah menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat sekarang ini, bahkan seolah-olah menjadi dewa dalam era globalisasi yang telah merambah. IPTEK dipandang dapat membantu manusia menyelesaikan sejumlah persoalan yang menghadang dalam kehidupannya. Sampai pada detik ini, IPTEK telah memberikan banyak manfaat bagi pendidikan manusia secara umum.
Di balik keberhasilan IPTEK tersebut, ternyata terdapat wajah lain yang berlawanan. IPTEK juga menghadirkan sejumlah kontribusi yang mengecewakan. “Dunia resah gelisah ditengah kemakmuran yang mengapung di atas kemiskinan, berdansa menari di bawah lampu perdamaian di atas ubin berlandaskan bom-bom nuklir. Dua pertiga warga dunia berada dalam kemiskinan, menderita lapar dan kekurangan gizi. Sumber daya alam dan energi semakin menyusut. Di mana-mana timbul keresahan mengenai pencemaran lingkungan. Kota-kota di negara berkembang bertambah pengap dan sesak. Kenakalan remaja, kriminalitas dan ancaman narkotika tidak lagi terbatas pada kota-kota negara maju. Dari daratan Asia sebelah selatan ratusan manusia bergelimang dalam sedih dan derita memilih ditelan ombak laut yang ganas daripada tinggal di daratan dan hidup di bawah pemerintahan lalim yang mereka tolak.” (M. T. Zen, Sains, Teknologi dan Hari Depan Manusia, hal. 24).

Itulah contoh-contoh akibat dari wajah suram kemajuan IPTEK. Perlombaan senjata nuklir, polusi industri, mesin-mesin pertambangan canggih yang menguras hasil bumi, yang kesemuanya itu hanya dikuasai oleh sekelompok kecil masyarakat elit dan pemerintah, ternyata memberikan dampak negatif bagi sebagian besar masyarakat dunia terutama mereka yang miskin.

Contoh-contoh lain yang bisa ditambahkan yaitu kemajuan IPTEK di bidang medis seperti: kloning, eutanasia, aborsi dan bayi tabung.
Kemajuan-kemajuan tersebut memperlihatkan bahwa begitu lajunya perkembangan IPTEK sehingga ada sebagian nilai-nilai pendidikan yang tertinggal di belakang. Sebut saja nilai pendidikan kemanusiaan misalnya seolah-olah terkikis dengan daya pikat IPTEK yang begitu dahsyatnya. Manusia sering menjadi objek bagi perkembangan IPTEK itu sendiri. Sehingga menjadi kabur antara siapa yang menguasai dan dikuasi; apakah manusia yang menguasai IPTEK atau IPTEK yang menguasai manusia? Manusialah yang menguasai IPTEK dan oleh sebab itu pendidikan yang membangun sangat diharapkan bisa dilakukan oleh para pengajar di sekolah, atau pun di rumah. IPTEK digunakan sebagai sarana yang berguna dalam pendidikan, dan bukannya sebaliknya, IPTEK digunakan sebagai sarana yang menghancurkan manusia.

Penutup

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena saling terkait. Ilmu pengetahuan tanpa teknologi bagaikan pohon tidak berbuah, sedangkan teknologi tanpa ilmu pengetahuan bagaikan pohon tanpa akar.

Pada dasarnya illmu pengetahuan dan teknologi ditujukan untuk kemaslahatan manusia dan olehnya melalui pendidikan diharapkan tujuan itu bisa teraktualisasikan.

Peranan guru dan siswa sangat urgen dalam upaya memanfaatkan IPTEK sebagai sarana pengembangan berbagai bidang ilmu serta menempatkan IPTEK sebagai obor menuju kesejahteraan manusia di bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar