Sabtu, 12 Juni 2010

KONTRIBUSI PSYKOLOGI PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan adalah salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori – teori psikologi berkaitan dengan pendidikan , yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu dalam rangka mencapai efektivitas proses pendidikan.

Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi sebab sumbangsihnya terhadap pendidikan sangat besar terutama dalam hal pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, sistem evaluasi dan layanan Bimbingan & Konseling.

Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya sudah tentu dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang –orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya , sehingga ia dapat melaksanakan / menjalankan tugas dan perananya secara efektif, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi seorang guru yang terkait erat dengan kompetensi yang harus dikuasainya yaitu kompetensi Pedagogik. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah ( 2003 dalam Akhmad Sudrajat) diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”

Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.

Dengan memahami Psikologi Pendidikan yang memadai, diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.

2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.

3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.

Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.

4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.

Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.

5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.

Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.

6, Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.

7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

Hal – hal yang telah dikemukakan di atas sejalan dengan salah satu dari sekian banyak definisi pendidikan itu sendiri, yaitu : Pendidikan terjadi dengan Proses Belajar - Mengajar , dimana hal –hal yang terjadi dalam proses tersebut adalah :

1. Pemberian motivasi untuk belajar.

2. Menunjukkan arah dan tujuan belajar.

3. Memberi / Menunjukkan materi yang perlu dipelajari.

4. Memberi tahu manfaat belajar.

5. Memberi petunjuk cara belajar yang efisien.

6. Menilai hasil belajar.

Jika seorang guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik serta menguasai dan mampu menerapkan psikologi ini dalam kegiatan pembelajarannya, maka sudah tentu belajar siswa akan bermakna sehingga siswa akan memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan kepadanya. Hal ini akan berdampak pula pada peningkatan prestasinya dan jika semua siswa di semua tingkat sekolah mengalami proses pembelajaran yang demikian maka berarti mutu pendidikan juga meningkat dan tujuan pendidikan dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar